RSS

HarDiJat


Lets talk about hardijat he,,he,,

Mhm.. ini bermula dari sebuah sesi wawancara yang saya ikuti. Saat itu, saya merasa dibongkar habis-habisan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sampai tiba pada suatu pertanyaan dengan jawaban yang megejutkan baik bagi saya maupun si pewawancara.

“Maaf harga diri saya terlalu tinggi!” kata-kata yang meluncur bebas itu, sejenak membuat si pewawancara dan saya sendiri bengong.. terlalu sadis rasanya. Memang ketika kita berbicara mengenai harga diri, sudah sepantasnya kita mempertahankan, bukan? Lalu apa kaitannya dengan hardijat???

Begini sodara-sodara!! Inti dari harga diri yang tinggi dan terjaga itu adalah apabila kita tidak mengalami Hardijat. Yupz… “Harga diri jatuh”. Itulah makhluk yang sangat saya takuti dan mungkin siapapun he,,he,, kalau tidak sepakat boleh-boleh saja. Ntar saya dituntut ke komnas HAM.

Menjaga agar tidak hardijat bukan berarti kita harus memakai TOPENG! Walau terkadang topeng itu sangat melenakan dan nyaman untuk dipakai. Tapi kita harus berupaya bersikap sebaik mungkin dalam setiap hal dan setiap kesempatan. Apalagi kalo harga diri ini menyangkut tentang keislaman kita. So, berhati-hatilah dengan hardijat. Waspadalah-waspadalah!!



Untuk penghuni Rumah Matahari,, sudah mengerti hardijat T2hku!! Ngak akan ketemu di kamus manapun hihihii………..

Merenung


Saudaraku…

Bagaimana kabar iman kita hari ini?? Bagaimana pula dengan hati ini…?? Semoga Allah berikan ketetapan pada hati untuk menyusuri jalan DAKWAH ini. Walau terkadang fitnahan, hujatan, cacian dan makian sering mewarnai perjalanan panjang ini.

Dan raga, jiwa, harta dan air mata telah kita persembahkan di jalan ini. Hingga terkadang lelah dan jenuh menghampiri setiap jejak PERJUANGAN_ mengarungi jalan ini.

“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh, sebagi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikianlah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah:111)

Saudaraku…

Mari kita tanyakan pada hati ini, pantaskah kita mengeluh dalam mengarungi jalan ini? Karena, hakikatnya komitmen adalah totalitas perjuangan DAKWAH ini. Ada atau tidaknya kita disana, DAKWAH akan tetap diperjuangkan. Namun, Apakah surga-Nya tidak menggiurkan untukmu??

Saudaraku…

Sebuah pertanyaan besar bagi kita bersama, karya apa yang sudah kita persembahkan untuk DAKWAH ini?

Kenangan

Sebuah episode kehidupan masa lalu, kini disingkap untuk kesekian kalinya. Kisah sebatang pohon, untuk renungan pepohonan lainnya di tengah belantara. Lembaran kehidupan seorang aku, ketika berada di gelapnya rimba yang jauh dari-Nya.



Kisah masa-masa jahiliah karena sebuah kekecewaan pada gerakan. Sebuah gerakan dimana ketika orang lain kehilangan banyak materi karenanya, justru aku kehilangan seorang adik kelas yang tengah mencari sebuah makna kebenaran dan kehilangan arah hidup.

Tatkala hal itu disinggung lagi dalam sebuh Kajian rutin DKM kampus, ada rasa pilu yang mengiris hati. Peristiwa itu telah membuatku terpuruk dalam, di masa lalu. Saat aku kehilangan arah hingga kecewa dengan islam dan kehilangan jilbabku.



Namun, bila Dia memanggilku kembali!! Membisikan sesuatu kehatiku, untuk dapat kembali kejalan-Nya!! Akulah Muslimah setelah HidayahNya. Merenung kembali, berkenalan lagi denganNya. Inilah jalan yang kupilih!! Indah. namun bukan mudah. Terkadang fitnah menemani, namun janji-janjiNya itulah pengobat hati.

Saat ini saat semua itu disingkap kembali, aku hanya bisa mengurut dada. Tanpa bisa berkata satu patah kata pun. Tapi direlung ini tersisip rasa bahagia, Setidaknya aku tak akan pernah kehilangan seorang adik kelas lagi. Setelah penjelasan gamblang dan meyeluruh dari seorang PEMATERI.

AdiT! terimakasih...

Akhwat Kelas DUA


Pernah suatu saat, seorang sahabat mengungkapkan isi hatinya. Sesunguhnya ia sangat ingin menjadi akhwat kelas satu. Akhwat yang memperjuangkan dakwah di garda terdepan. Seorang akhwat yang menghias bingkai dakwah dengan segudang prestasi dan kontribusi.

Mungkin benar Ukhti!! Kita memang akhwat kelas dua. Dalam kerangka dakwah yang besar ini, mungkin kita hanya bagian kecilnya. Kita bukan orang yang tampil di depan dalam menyuarakan dakwah. Kita hanya barisan belakang yang mensuport bagian orang-orang yang berada di depan. Dalam acara kajian, dauroh atau even-even dakwah, mungkin kita hanya seksi konsumsi, seksi gulung tikar atau bahkan hanya seksi tepuk tangan untuk mempropokasi jalannya acara. Tapi bukankah hal kecil itu pun merupakan kontribusi??

Semoga ini hanyalah pergiliran antara barisan depan dan barisan belakang sebagaimana yang diskenariokan Khalid ibn Al Walid dalam perang Mu’tah. Semoga mereka segera kembali ke posnya di atas bukit Uhud, agar tak berguguran manusia-manusia utama yang ada di garis depan. Semoga semua kita bisa lolos dalam penyaringan Allah untuk melihat siapa kadernyayang sungguh-sungguh dan siapa yang bermain-main.

Di antara sepuluh orang yang dijamin masuk surga, terdapat Sa’id ibn Zaid sosok low profile yang namanya nyaris tidak muncul dalam sirah selain dalam kisah keislaman Umar dan kisah sengketa tanahnya dengan seorang wanita tua.

Mereka adalah manusia-manusia biasa yang istiqamah dengan potensi kebaikan yang dimilikinya. Islam tidak menghapus karakter-karakter khas dari pribadi pemeluknya, asal tidak bertentangan dengan aqidah. Justru islam membingkainya menjadi kemuliaan karakter yang menyejarah. Islam memuliakan semua posisi,kalau tidak bisa menjadi karang yang kokoh di lautan. Menjadi rumput yang lembut pun tetap agung nilainya bila tak goyah dipukul ribut.

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tidak menonjolkan diri, taqwa dan shalih. Apabila tidak hadir mereka tak dicari-cari. Apab ila hadir mereka tak dikenali. Mereka bagaikan lentera-lentera petunjuk yang menerangi setiap kegelapan. (HR. Al-Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib, Hasan)

Mushibah


Ahad kemarin, 4 April 2010 saya mengantar seorang teman ke acara bursa Laptop dan Notebook. Ada rasa sedih, tatkala mengingaty Notebook yang masih rusak, juga PC yang beberapa minggu baru dibeli pun ikut-ikutan ngadat. Tapi bukan itu saja ternyata, untuk kedua kalinya handphone saya pun harus ikut raib ditengah suasana bazar yang ramai. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun.

Inilah mushibah. Agar kita belajar langsung tentang kesabaran dari pangkalnya. Jika memang ini peringatan Allah, mungkin karena tanpa mushibah kita jadi miskin rasa pinta. selama ini mungkin tanpa sadar kita merasa kaya dihadapan Allah.

Inilah mushibah. Agar kita belajar tentang syukur disini, dinurani yang terdalam. Rosullullah SAw bersabda: " Diantara tanda cinta Rabb kita adalah penyegeraan balasan segala dosa dengan rasa sakit, kepiluan dan mushibah-mushibah hingga pun tertusuk duri di jalan bagi orang yang beriman. Allah balas semua itu di dunia, agar Sang hamba menghadap-Nya dengan kebersihan, seperti kain putih yang tercuci dengan air, salju dan embun cintanya.

Semoga saya, anda dan siapapun termasuk hamba yang disegerakan balasan atas dosa yang diperbuat. sehingga kelak, bila kita menghadad-Nya keadaan kita layaknya kain putih yang tanpa noda. Amienn.

Barakah


Beberapa hari yang lalu, saya memberikan pertanyaan kepada dua kawan seperjuangan. Mengenai apa yang akan membuat mereka bahagia di dua-tiga tahun mendatang. Maksud hati sih, ingin tahu rencena kedepan mereka he,,he,, dan subhanallah ternyata jawabannya cukup beragam.

Ada yang menjawab ingin menjadi manajer di perusahaan x dengan gaji sekian dan fasilitas bla..bla..bla... Yang satunya lagi pengen kuliah di luar negri. pilihannya cuman dua, kalo ngak di Jerman ya di Australia. tapi denger-denger pengen juga ke USA katanya. Saya sendiri, Mhm sesuai dengan motto aja kali ya!! Pengen jadi muslim yang baik, membuat tulisan-tulisan yang menginspirasi dan menjadi pengusaha yang sukses tentunya. Amien.

Namun sejenak mari kita tengok Mbak sekosanku dan Abang becak depan kampus. Sejak dulu kulihat Mbak di kosanku itu selalu saja sibuk dengan lamaran pekerjaan. Padahal setahu saya, beliau sudah bekerja di perusahaan yang ternama dengan gaji yang lebih dari cukup. Tapi kenapa ia masih disibukan dengan lamaran pekerjaan yang lain?? padahal perusahaannya justru jauh lebih kecil. Apa beliau tidak bahagia?? mungkin.

Lain lagi dengan Abang Becak yang suka mangkal di depan kampus. Mhm,, senyumnya selalu mengembang setiap mengantarkan penumpangnya. Saya kira beliau sangat bahagia dengan pekerjaannya.

Mungkin disinilah konsep barakah itu hadir. Kita tidak diperkenankan mengukur orang lain dengan baju kita sendiri. Pada tataran apapun, barakah menghadirkan dunia yang tak tembus oleh kasat mata kita. Barakah telah menghapus ukuran-ukuran dan standar-standar yang kita pakai untuk mendefinisikan apa itu 'bahagia'.

Barakah dalam bahasa A'a Gym adalah kepekaan untuk bersikap benar menghadapi masalah. Barakah, dalam kekata Ibnul Qoyyim adalah, semakin dekatnya kita pada Rabb, semakin akrabnya kita dengan Allah. Barakah dalam umpama Umar ibn Khatthab adalah dua kendaraan yang ia tidak peduli harus menunggang yang mana; shabr dan syukr. Barakah, dalam pujian Sang Nabi adalah keajaiban-keajaiban yang menakjubkan.