RSS

Launching SeERUuu


Alhamdulillah, akhirnya pada hari Sabtu, tanggal 29 Mei 2010 jadi juga launching SeERuu. Setelah sebelumnya mengalami banyak rintangan dan hambatan juga keputusasaan karena kekurangan modal, orang dan semangat tentunya he,,he,,

SeERUuu adalah kepanjangan dari SeEupan RUuuti (nama yang terlalu maksa) tapi cukup kreatif hixixi menurut saya. Outletnya persis disamping Mesjid Ar-rahman, tepatnya jalan Lele no 8. Tempat paling happening di daerah Bubat, ehemmm.

Bagi temen-temen yang kebetulan lewat, tidak ada salahnya untuk mencoba SeERUuu. Dijamin akan ketagihan dan tidak akan kecewa juga yang paling penting adalah ramah dikantong. Temen-temen cukup mengeluarkan Rp. 1500.00 – Rp.3500.00 untuk mendapatkan cita rasa yang lezat dan nikmat per porsinya. Dan bila beruntung, temen-temen bisa ketemu saya sekaligus dapat tandatangan, ^.^.

Sedikit berbagi ilmu, bagi temen-temen yang berminat bisnis SeERUuu seperti ini, ternyata omset perharinya ngak kurang dari Rp. 100.000.00 cukup lumayan. Apalagi kalau ditambah produk-produk lainnya, saya kira omsetnya akan jauh lebih besar.
So! Sempatkan dirimu untuk menikmati SeERUuu dan dapat tanda tangan saya.

He…he…he.. tetep NARSIS abizzzzz.

Jam dinding

10:13 PM
Bagi dunia, kau bukanlah siapa-siapa.
Tapi bagiku kau adalah duniaku.
Itu dulu!!
Kini, bagi dunia mungkin dirimu sudah menjadi seseorang.
Tapi bagiku, kini kau bukan apa-apa?
Terserah kau mau ke London, New York, Paris atau kutub utara?
Aku telah memilih KOREA


10:23 PM
Betapa bodohnya aku selama ini,
Kau puas?
Kau sudah menghabiskan banyak waktu untukku.
Dengan segala dustamu.
Ayolah apa kau tidak merasa capek?
Aku yang kau bohongi pun sudah merasa lelah.


10:26 PM
Aku sangat bahgia dengan hidupku


10:27 PM
Hujan masih saja memecah malam
Mataku sudah tergiur untuk terpejam
Hujan selalu memberikan kehangatan
Dan malam selalu memberikan pelukan
Untuk rangkaian cerita kehilangan

Fiksi MINI, Episode Bae Yong joon



Episode Bae yong joon

Aku tak percaya dia berdiri di hadapanku.
“Annyeong-Haseyo!” Bae yong joon.
“Gubrak!!” aku terhempas, pingsan.

kalau ngak narsis ngak bakal eksis hihi. Nyobain ikut lomba fiksi mini yang diselenggarakan www.akubunda.wordpress.com walaupun ngak tahu bener apa ngak nge-linknya, maklum agak gaptek. But, intinyakan nyoba betoooool?? Walau baru bikin pertamakali.

Drama seri Korea “Thank You”



Siapa sih yang ngak suka drama korea?? Mungkin kaum bapak-bapak kali. Tapi coba tengok kaum wanita?? Kayaknya jarang banget yang ngak suka drama Korea hehehe, termasuk saya. Ceritanya yang ringan membuat penonton ngak usah banyak mikir sangat beda jauh dengan maaf, sinetron Indonesia.

Dari sekian banyak drama korea yang saya tonton, ini adalah drama korea terbaik. Ceritanya ringan, namun penuh dengan pesan moral. Kalau anda memiliki waktu luang cobalah sekali-kali alihkan remot control anda ke Ctchanel, setiap hari senin sampai jumat jam 08.00 malam. Tinggal episode-episode terakhir sih hihi..

Saya akan mencoba mengulas sedikit tentang drama yang di tahun 2007 mendapat penghargaan ini. Setelah beberapa tahun menghilang dari dunia hiburan, kembalinya Jang Hyuk dalam serial MBC yang berjudul “Thank You” ini seperti menyegarkan kembali ingatan saya akan acting-acting kerennya di awal tahun 2000 an hihihi. Jang Hyuk tampil total dan sangat memukau.

Bercerita tentang Min Ki Seo, seorang dokter bedah yang sombong, kasar, egois, dan suka memandang rendah terhadap orang lain. Ki Seo ini ditinggal mati kekasihnya yang menderita kanker pancreas. Sejak itu Ki Seo yang merasa hidupnya hampa dan kehilangan arah mengundurkan diri dari rumah sakit tempatnya bekerja dan bersumpah tidak akan menjadi dokter lagi seumur hidupnya.

Lee Young Shin adalah seorang orang tua tunggal yang mengasuh Lee Bom sang buah hati yang sudah berumur 8 tahun. Young Shin yang single parent merupakan sosok wanita tegar dengan kepribadian yang lembut, tulus, suka menolong. Sebagai orang tua tunggal hari-hari yang dijalani Young Shin di pulau Pu tidak hanya menjadi sarat cobaan karena harus melindungi Lee Bom yang terinfeksi HIV AIDS dan adanya Mr. Lee, sang kakek, yang telah pikun dan sangat merepotkan dengan tingkah kekanakannya, melengkapi rentetan masalah yang muncul.

Choi Suk Hyun adalah seorang manager muda di sebuah perusahaan properti dan real estate. Karena dianggap berbakat, sang pimpinan mengutus Suk Hyun ke kampungnya di pulau Pu yang dinilai potensial untuk pengembangan bisnis. Suk Hyun yang telah bertunangan dengan seorang pemain cello, bertemu kembali dengan kekasih lamanya, Young Shin. Suk Hyun yang yakin kalau Lee Bom adalah anaknya mencoba untuk kembali meraih Young Shin meskipun ibunya sangat menentang hal ini karena kemiskinan Young Shin dan derajat mereka yang jauh berbeda.



Ketiga tokoh inipun mengalami dilema yang rumit. Di satu sisi Min Ki Seo yang merasa hidupnya berubah ketika bertemu ibu dan anak yang menawan hatinya ini tidak ingin melepaskan mereka. Baginya Young Shin dan Lee Bom adalah keajaiban yang membuat hidupnya bermakna dan jadi punya tujuan yang jelas. Ibu dan anak ini perlahan-lahan berhasil merubah sifat dan tabiat-tabiat jeleknya. Ki Seo pun kembali mengabdikan dirinya sebagai dokter di pulau Pu.

Di sisi lain Suk Hyun yang merasa bertanggung jawab dan jatuh hati pada Lee Bom tidak rela melepaskan ibu dan anak ini ke tangan Ki Seo. Seorang pria kaya yang tidak mengerti hidup susah sepertinya tidak akan bisa melindungi mereka, menurutnya, terutama dengan AIDS yang diderita Lee Bom.

Cerita yang kuat dengan ending yang manis juga mengharukan menjadikan “Thank You” nyaris tanpa cacat. Dengan banyaknya pesan moral mengenai AIDS dan bagaimana semestinya kita bergaul dengan penderita tanpa mengucilkan, apalagi sampai mengasingkannya menjadi nilai plus yang berlipat-lipat dari drama ini. Perjuangan seorang anak kecil penderita AIDS dan bagaimana usahanya agar dapat diterima orang lain, dapat tetap bermain dan pergi ke sekolah tanpa menularkan virus itu ke sekitarnya dapat diacungkan jempol.

Memaknai Tarbiyah


Istilah tarbiyah mungkin sudah akrab dengan kehidupan kita. Mungkin pula ia telah menjadi bagian penting dalam hidup kita. Atau mungkin, ia telah memakan seluruh waktu dan tenaga yang kita miliki. Lalu, seperti apakah tarbiyah?

Menurut Abdurrahman An-Nahlawi ada tiga akar kata untuk tarbiyah. Rabaa-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga dan memperhatikan.

Bagi gerakan yang didirikan Hasan Albana, tarbiyah memiliki sedikitnya tiga makna. Ia berakar dari kata Rabaa, Yarbuu, tumbuh. Tarbiyah menumbuhkan seseorang dari kekanakan ruh, kekanakan akal, dan kekanankan jasad menuju kematangan dan kedewasaan. Rabiya, Yurbii, berkembang. Tarbiyah mengembangkan manusia muslim dalam kemampuan-kemampuan yang dibutuhkannya menjalani kehidupan. Yaitu sebagai abdullah dan khalifah. Rabba, Yarubbu, memberdayakan. Ia yang telah tumbuh dan berkembang, harus diarahkan untuk berdaya guna.

Kita telah menjadi mutarabbi, memiliki murabbi, halaqah, jadwal liqa’ pekanan, dan lainnya. Namun apakah kita telah tarbiyah karena alasan-alasan tersebut? Apakah kita telah berubah? Apakah kita telah memiliki kemampuan mengubah? Sejauh manakah kita telah merasakan sakitnya perubahan? Sejauh mana pula kerelaan kita untuk berubah? Atau kita tetaplah kita yang dulu, tak berubah karena tarbiyah dan tak mengubah tarbiyah.

Eko Novianto, dalam refleksi mutarabbi menjelaskan, kita telah tarbiyah bila kita: Pertama, Terbuka terhadap perubahan. Seperti ulat, insan-insan tarbiyah bagaikan makhluk yang senantiasa bermetamorfosis. Ulat tarbiyah bukanlah ulat yang bertahan menjadi ulat. Ulat tarbiyah adalah ulat yang rela meninggalkan lezatnya dedaunan untuk sebuah masa depan.

Kedua, mampu bersikap tegas dan menghindarkan diri dari sikap agresif. Menjadi insan yang tegas tidak harus menumbuhkan agresivitas. Produk dari tarbiyah adalah insane yang tegas dalam prinsip, memiliki determinasi yang tinggi, sabar dan ulet. Serta tidak dapat dipropokasi untuk hal yang kontraproduktif.

Ketiga, menjadi pribadi yang proaktif. Proaktif dalam hal-hal yang bermanfaat tentunya, Nabi Muhammmad SAW berpesan, Bersungguh-sungguhlah kamu dalam hal yang memberikan manfaat dan janganlah kamu lemah/mudah menyerah.
Keempat, menjadi pribadi yang memiliki sikap mawas diri. Yaitu pribadi yang tidak mudah menyalahkan orang lain. Pribadi yang sangat sadar bahwa sebuah jamaah dakwah apapun adalah institusi manusia dengan segenap kemanusiannya. Sehingga proses tarbiyah dengan segenap sarananya haruslah sangat dekat dengan pelajaran-pelajaran mawas diri.

Kelima menjadi pribadi yang mandiri. Yaitu bukan manusia yang tergantung pada orang lain. Menilik kembali sejarah, ternyata para pahlawan kita memiliki jiwa merdeka dan jauh dari intervensi siapapun.

Keenam, sosok yang berperasaan, tapi tidak emosional. Kita siap menghadapi ujian, serta tidak mudah terpukul oleh sebuah kegagalan. Konon, dalam setiap menyongsong pertempuran, para samurai selalu menyiapkan diri untuk kalah.

Ketujuh, sanggup belajar dari kesalahan. Seseorang yng menjadikan kesalahan yng dilakukannya sebagai salah satu cara untuk belajar. Terpukul dan sakit adalah hal yang wajar ketika seseorang melakukan kesalahan. Hal yang tidak wajar adalah perasaan sakitnya membunuh kemampuan belajarnya.

Kedelapan, hidup dimasa sekarang, bersikap realistis dan berfikir relatif. Tentunya kita tidak menjadi bagian dari masa lalu, dan menjadi pribadi yang mampu berpikir realistis dan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan konsep atau idealismenya di dunia ini.

Semoga kita semua betul-betul bisa memaknai tarbiyah. Jangan sampai kita telah memiliki asfek formal tarbiyah (Murabbi, liqa pekanan, mendapat materi yang berkelanjutan) tetapi belum mencerminkan hasil yang diharapkan. Sebagaimana sosok yang sama persis dengan pribadi yang diinginkan tarbiyah.

Senja di Salman



Tak seperti biasanya
Senja di salman yang biasa kutemui
Ada rasa yang entah mengapa masih membuatku merana.
Masih ada duri yang merasuki hati
Apa aku belum bisa menerima
Kalau dirinya! Unggul dalam segalanya

Astagfirullahaladzim, Astagfirullahaladzim, Astagfirullahaladzim

Sebulan lagiiii


Mhm,,, Ngak terasa! ternyata tinggal tepat satu bulan lagi. Ada rasa haru, tegang, gembira, sedih, tak percaya, merana dan sensasi yang luar biasa . Beginilah mungkin yang dirasakan orang lain dan saya saat menjalani rangkaian episode-episode akhir yang terasa sangat spesial. Deg-degan, ngak mau makan, susah tidur, lupa hari, lupa mandi juga lupa ganti kaus kaki hihihi agak lebay…

Dalam kekata imam Ali, waktu itu ibarat tebasan Pedang. Bergulirnya waktu siapa yang tahu? Masih terasa jelas diingatan saat diri ini masih sering merengek agar diantar ke sekolah sewaktu SD. Saat cinta monyet itu bersemi malu-malu diantara warna putih dan birunya seragam SMP. Saat warna cinta pertama merona di seragam putih abu SMA. Juga rengkuhan kedewasaan dan sejuta mimpi saat menapaki gerbang perguruan tinggi. Begitu dekat dan nyata di pelupuk mata.

Tapi kini, rengkuhan kedewasaan dan gerbang mimpi ini sebentar lagi akan kuselesaikan. Ya,, tepat tanggal 31 Mei nanti, insyaallah. Itulah UAS terakhirku yang akan kujalani di kampus tercinta kalau Allah SWT memberikan kesempatan waktu. Meskipun belum tahu kapan lulusnya?? he,,he,, Kepengennya sih pengen bareng sama orang yang lagi konsen sama harTA, tahTA, waniTA dan TA (Sob kata-katanya gua pinjem dulu xixixi) inspiring bro!!

Tapi bukan berarti ngak mau ikut UAS lagi, kalo kedepan Allah SWT memberikan kesempatan untuk bisa gabung di SBM sih kenapa tidak?? Intinya hayu-hayu ajah… Soalnya untuk yang satu ini masih kepikiran (terobsesi luar dalam, nah Lho?). Sejujurnya dihati yang terdalam masih kepengen mengejar “ITU”. Walau Allah jualah yang maha tahu apa yang terbaik bagi hambanya.

Pada akhirnya, semoga diri ini bisa menjadi Khusnul Khotimah. Tak ingin terulang kembali Catatan Akhir Sekolah yang tragis dan menyedihkan. Semoga catatan akhir kuliah ini bisa menjadi sebuah catatan yang “Happy Ending Full Barakah” mengutip sebuah judul buku.
Amien..

PERMADANI Award


Alhamdulillah, untuk kedua kalinya PERMADANI kembali memberikan penghargaan kepada salah satu kadernya yang berprestasi. Tepat ditanggal 2 Mei 2010 jam 10 WIB bertempat di Cianjur, Mochser Haris Ali selaku Presiden PERMADANI menyerahkan Piagam Penghargaan kepada saudari Arsy Suminarsih.

Meskipun rombongan sempat tersesat sejauh tiga kilometer dari lokasi yang ditetapkan , tapi Alhamdulillah rombongan tetap ceria dan semangat. Saat penyerahan Award pun suasananya terasa khidmat, haru, dan kekeluargaan. Juga dipenuhi doa-doa para kader lain termasuk saya yang belum mendapatkan Award, semoga di bulan depan ataukah tahun depan Awardnya akan mampir dipelukan. Ngarep,, hehe



Award ini adalah award kedua setelah sebelumnya, diberikan kepada saudari Elin Halima’tusadiyah. Award ini menjadi tradisi di PERMADANI untuk selanjutnya. Penghargaan ini diberikan bagi kader yang telah lulus dari verifikasi untuk menjadi BRT (Bapak Rumah Tangga) dan IRT (Ibu Rumah Tangga) hehe.. Who the Next?? We will See..

Ketika


Ketika aku mengatakan,

"cinta"

Aku sudah siap untuk kehilangan
Aku sudah siap untuk berkorban
Aku sudah siap untuk berbagi
Aku sudah siap untuk memberi
Aku sudah siap berjuang tanpa henti

Puisinya Gie

Akhirnya, semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika, yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan dilembah kasih
Lembah mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu?
Ketika ku dekap, kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata, ku dengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua hal kecuali dalam cinta.


“Ketika kita membicarakan cinta, maka kita akan membicarakan akhlak” itu Kata Ustadz Budi Prayitno. Lain lagi menurut Ustadz Duddie Muttaqien, menurut beliau “ketika kita bicara cinta maka kita akan membicarakan ujian”. Itu baru dua ustadz yang kita tanya, jika kita bertanya kepada setiap orang, saya yakin jawabannya akan lebih beragam.
Itulah cinta memiliki banyak arti dan makna yang berbeda.