RSS

Heart to Heart


Saya percaya, kalau hati itu harus disentuh lagi oleh hati. Saat ini, saya tengah berusaha mengetuk hati seseorang. Saya berupaya dengan segenap jiwa untuk menyentuhnya. Berbagai cara rasanya sudah saya lakukan. Tapi, hasilnya belum optimal.

Sudah tentu saya percaya pula seutuhnya, bahwa Allah swt adalah pemilik hati dan pembolak-balik hati. Setelah segala daya upaya saya lakukan, hanya doa saja yang sampai saat ini bisa saya panjatkan. Semoga Allah swt melunakkan dan menundukan hatinya.

Sebuah lilin yang berkelip menyala pasti padam juga

Ketika telah habis sumbu dan teruap minyaknya

Tetapi lihat saja, dia tak pernah kehilangan apapun

Ketika berbagi apinya, menyalakan lilin-lilin lain.

Dalam dekapan ukhuwah, begitulah kenikmatan berbagi

Dengan umur kita yang fana, dengan kekayaan tak seberapa

mungkin saja banyak sesama yang bisa ikut bercahaya

karena berbagi adalah keajaiban.

I’m Fall in Love


Dalam buku Ustad Anis Mata dikatakan: Cinta seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir ditengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluh lantahkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.

Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan dihadapannya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang: seperti seekor harimau kenyang yang terlelap. Demikiannlah cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.

Seperti api yang menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Kau hanya bisa menari disekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu. Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta.

Dan kini, aku telah jatuh cinta. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat-saat ketika sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia di sekeliling kita.

Aku bertemu dengannya dua tahun yang lalu, dan sampai saat ini rasa cintaku tak pernah surut. Justru tambah bergelora dari waktu ke waktu. Bersamanya aku bermimpi untuk membangun “Rumah Peradaban”. Bersamanya aku bermimpi untuk menjadi insan yang berkontribusi untuk “Dakwah dan Umat”.

“PERMADANI”, I always Fall in Love with U

Jalur LangiT


belajar bisnis school kembali hadir!
ehm,
kita mulai lagi kuliahnya setelah sekian lama,
sungguh benar, jika tak bisa pake jalur darat yaaa gunakan jalur langit dalam ikhtiar kita!

dalam sepekan, tak satupun transaksi yg terjadi,
tak sepeserpun laba yang datang,
percaya diri kian menurun,
semangat kian menguap
lalu muncullah sebuah prasangka dalam diri
" ya Allah, sepertinya bisnis ini bukan jalanku"

yup! inilah salah satu perasaan yg sering muncul ketika ikhtiar manusia tlah optimal dilaksanakan
tapi hasil belum menunjukan sesuai harapan, lalu prasangka hati kecil kita keluar
dan mengeluhkan kondisi yg ada

lalu, entah apa yg terjadi, direnungkanlah apa yg sudah dia lakukan selama sepekan
dia sadar, ada satu yg terlupa
sebar sms tlah rutin,
menawarkan barang hampir tak terlewat
promosi besar-besaran juga kelar sudah...
namun ada satu rutinan yg dia lupa,
tilawah
membaca al qur'an
dia lupa, lupa dengan hal ini
dan lucunya
hal ini digantikan oleh promosi dan pasang iklan semata
urusan akhirat ini digantikan oleh urusan duniawi

lalu....
satu dua lembar dia baca,
tak lama, tak semenit jua waktu berselang
sms datang,
pesenan pun tiba!
^^

jika anda seorang muslim
jangan lupa gunakan jalur langit ini
tok cer insyaAllah

surga aja kita minta,
apalagi harta dan dunia, masa kita ga minta sama Allah
Allah suka sama hambaNya yg selalu meminta dan BERUSAHA
jalur darat dan jalur langit tentunya, hehe

febrian adila


Sumber:http://belajarbisnismandiri.blogspot.com/2012/02/jalur-langit.html

JOMLO itu........... Kerennnnnn


dakwatuna.com - Kesendirian adalah saat-saat berharga di mana kita benar-benar mengasah ibadah, kemampuan, kepribadian dan pencarian ilmu yang sebaik-baiknya. Sebagai bekal tatkala kita melepas masa kesendirian.

Kesendirian mengajarkan kepada kita, betapa sulitnya medan kehidupan tanpa adanya pendamping. Kita punya keluarga dan kawan-kawan, tapi tidak selalu keluarga dan kawan bisa menemani kegiatan atau keperluan kita. Mendengar hal paling rahasia yang kita simpan. Tapi kesulitan, bukan menjadikan kita lemah dan mencari pegangan yang akan membantu kita guna menjalani kehidupan. Pegangan atau di sebut seseorang yang siap sedia untuk mengantar dan menolong kita namun belum ada ikrar yang menghalalkan hubungan tersebut. Itu hanya akan menjadikan kita makin bertambah lemah.

Kesendirian mengajarkan ketangguhan sebagai wanita, tatkala berbagai rasa menerpa. Kesedihan, kegelisahan, kerinduan, kebencian. Kita bingung menumpahkan segala rasa itu kepada siapa. Tapi jika kita berusaha untuk mendekati Allah secara perlahan, kita bisa mengandalkan Allah untuk itu. Serahkan segala keluh kesah, kelemahan dan rasa sayang kepada Allah. Allah menjadikan kita kuat. Mengandalkan Allah menjadikan kita bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Kita berpegang pada Yang Maha Kuat, yang semesta alam adalah ciptaanNya. Secara fisik, kita terlihat seorang diri. Berpanas-panasan berganti angkot ke sana kemari karena berbagai agenda kegiatan. Berseliweran di antara para pasangan yang telah menikah. Keinginan untuk di perhatikan dan selalu di sayang, adalah lumrah bagi seorang wanita. Anggap saja semua adalah warna kehidupan kita, warna ujian yang semoga bisa menguatkan iman kita.

Sejatinya kesendirian adalah mengasah diri untuk bermentalkan kemandirian. Wujud kita mungkin sebagai kepompong, yang terlihat buruk dan tidak enak karena harus berada dalam ruang sempit. Bukan tanpa alasan Allah menciptakan itu semua. Hanya ingin menjadikan kita layaknya seekor kupu-kupu yang indah dan mampu terbang di alam bebas. Jika kulit kepompong di robek sengaja, bukan malah menolongnya dari himpitan tapi sebenarnya ada kelemahan yang menunggunya tatkala ia berwujud kupu-kupu. Sama dengan kita sebagai wanita, jika kita merasa tidak tahan dengan kesendirian kemudian kita berusaha mengakhiri kesendirian dengan jalan yang buruk (baca: pacaran), sebenarnya akan melemahkan diri kita sendiri. Kita akan terbiasa terlayani dengan baik, jika tidak di bantu kita akan merasa tidak di sayang. Perlahan hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk.

Akan ada masanya ketika romantika kesendirian menjadi suatu hikmah yang sangat bermakna, suatu cerita yang akan kita rindukan tatkala pasangan telah hadir di samping kita.

Kesabaran kita, keteguhan kita tidak akan berakhir sia-sia. Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya. Insya Allah.

Allahua’lam.

Masa Lalu



Setiap kita pasti punya masa lalu, hitam maupun putih, baik maupun buruk, gelap maupun terang. Apa yang sudah terjadi tidak mungkin diubah. Apa yang telah menjadi masa lalu, tidak mungkin dihadirkan kembali dalam lembaran hidup yang baru. Karena hidup tak lebih dari rantai panjang. Setiap mata rantainya hanya hadir sekali dalam seluruh rentang usia kita. Waktu dan sejarah hidup yang telah pergi tidak akan kembali, kecuali sebuah kemiripan baru yang berulang dan tidak akan sama persis.

Saya ingin menulis tentang seseorang. Seseorang yang baru lima minggu saya kenal. Kita panggil saja namanya Opik Taufik. Usianya, paling lebih tua dua tahun dari saya. Kedekatan kami, memang tak sengaja. Tapi saya yakin itu semua adalah kehendak Allah, agar saya mendapat pelajaran yang berharga.

Diawal-awal perkenalan, saya terkagum-kagum dengan intuisinya yang tajam. Kemauannya yang keras untuk belajar dan maju. Walaupun saya agak sedikit takut dengan tampilan dua telinganya yang bolong dan tato di tangannya. Juga pengakuannya bahwa ia memiliki Band Metal, yang menurut pemahaman saya sampai saat ini bercitra agak negatif .

Tapi subhanallah, ketika hidayah itu sudah bersemayam dihati hamba yang dipilihNya. Sekelam apapun masa lalunya, tak ada yang niscaya. Di minggu kedua perkenalan kami, dia sudah berhenti merokok, berhenti nyabu, dan mulai kembali shalat.

“ren, biasanya aku tuh shalat cuman maghrib aja”.

“Ren, Opik mah baru da seumur2 shalat Dhuha”

“Ren, tadi malam aku ngak shalat tahajud, soalnya bangunnya setengah empat” (yang dia tahu shalat tahajud tuh jam tiga pagi”

“Ren, tau ngak dari sejuta orang di kampung aku tuh yang bener Cuma satu. Opick” sambil tersenyum.

“………………………………….”

“………………………………….”dst

Itu adalah celotehan-celotehan yang sampai sekarang masih terus terngiang di telinga. Setiap saya mengingat itu semua, Ada haru yang sulit sekali saya gambarkan. Ada rasa gembira yang sulit saya ungkapkan. Betapa beruntung saya bisa menyaksikan dan mengalami perjalanan seorang Opick.

Seminggu yang lalu, saya melihat Opick khusu membaca Al-ma’tsuratnya yang masih baru dan minggu besok Opick akan memulai khalaqoh pertamanya. Tinggal tujuh minggu lagi tersisa waktu yang saya miliki untuk belajar dari perjalanan hidup seorang Opick Taufik. Saya berharap saya mendapatkan lebih banyak hikmah dari sisa perjalanan waktu tersebut.

*Catatan kecil Untuk Opick Taufik, kawan baru yang luar biasa.