RSS

Antara Mimpi dan Persahabatan


Sin yong, maafkan aku bila aku telah memaksamu ke keadaan seperti ini. Tapi, bukankah itu kesepakatan kita bersama. Kenapa disaat seperti ini, kau bersikap begitu ngeyel dan keras kepala. Aku sangat tahu watakmu, aku paham, aku mengerti. Tapi apakah kau juga mengerti keadaanku??

Dajung, aku mengerti keadaanmu. Keputusan itu memang terbaik untukmu. Aku tahu di dalam hatimu yang paling dalam, kau ingin apa yang kita sepakati ini harus goal dan sukses. Hanya karena keadaanlah dirimu tak bisa berbuat maksimal. Tapi bisakah kau menyemangatiku walau hanya dengan sikap dan kata.

Sin yong, Dajung!! Apa aku sangat egois bila aku menuntut kalian untuk tetap mengoalkan impian kita. Apa aku sangat kejam bila meminta sedikit waktu dari yang kalian miliki untuk mewujudkan impian yang kita buat dan sepakati bersama. Ataukah aku yang salah, apa jangan-jangan yang kusebut impian kita itu, hanya obsesi pribadiku saja. Yah… mungkin seperti itulah keadaannya. Maafkan aku kawan…

Saat ini aku sadar, bukan Mimpi yang salah, bukan pula Persahabatan kita yang salah. Akulah yang salah, aku terlalu memaksa kalian untuk terjun bersamaku. Saat ini aku siap untuk menerima apa pun keputusan kalian mengenai sesuatu yang kusebut “mimpi kita”. Aku tak kan memaksa kalian lagi. Satu janjiku, aku tak akan pernah menyerah untuk mimpi yang aku sebut “impian kita”! apa pun yang terjadi. (Bu Gie)

0 komentar:

Posting Komentar