RSS

Masa Lalu



Setiap kita pasti punya masa lalu, hitam maupun putih, baik maupun buruk, gelap maupun terang. Apa yang sudah terjadi tidak mungkin diubah. Apa yang telah menjadi masa lalu, tidak mungkin dihadirkan kembali dalam lembaran hidup yang baru. Karena hidup tak lebih dari rantai panjang. Setiap mata rantainya hanya hadir sekali dalam seluruh rentang usia kita. Waktu dan sejarah hidup yang telah pergi tidak akan kembali, kecuali sebuah kemiripan baru yang berulang dan tidak akan sama persis.

Saya ingin menulis tentang seseorang. Seseorang yang baru lima minggu saya kenal. Kita panggil saja namanya Opik Taufik. Usianya, paling lebih tua dua tahun dari saya. Kedekatan kami, memang tak sengaja. Tapi saya yakin itu semua adalah kehendak Allah, agar saya mendapat pelajaran yang berharga.

Diawal-awal perkenalan, saya terkagum-kagum dengan intuisinya yang tajam. Kemauannya yang keras untuk belajar dan maju. Walaupun saya agak sedikit takut dengan tampilan dua telinganya yang bolong dan tato di tangannya. Juga pengakuannya bahwa ia memiliki Band Metal, yang menurut pemahaman saya sampai saat ini bercitra agak negatif .

Tapi subhanallah, ketika hidayah itu sudah bersemayam dihati hamba yang dipilihNya. Sekelam apapun masa lalunya, tak ada yang niscaya. Di minggu kedua perkenalan kami, dia sudah berhenti merokok, berhenti nyabu, dan mulai kembali shalat.

“ren, biasanya aku tuh shalat cuman maghrib aja”.

“Ren, Opik mah baru da seumur2 shalat Dhuha”

“Ren, tadi malam aku ngak shalat tahajud, soalnya bangunnya setengah empat” (yang dia tahu shalat tahajud tuh jam tiga pagi”

“Ren, tau ngak dari sejuta orang di kampung aku tuh yang bener Cuma satu. Opick” sambil tersenyum.

“………………………………….”

“………………………………….”dst

Itu adalah celotehan-celotehan yang sampai sekarang masih terus terngiang di telinga. Setiap saya mengingat itu semua, Ada haru yang sulit sekali saya gambarkan. Ada rasa gembira yang sulit saya ungkapkan. Betapa beruntung saya bisa menyaksikan dan mengalami perjalanan seorang Opick.

Seminggu yang lalu, saya melihat Opick khusu membaca Al-ma’tsuratnya yang masih baru dan minggu besok Opick akan memulai khalaqoh pertamanya. Tinggal tujuh minggu lagi tersisa waktu yang saya miliki untuk belajar dari perjalanan hidup seorang Opick Taufik. Saya berharap saya mendapatkan lebih banyak hikmah dari sisa perjalanan waktu tersebut.

*Catatan kecil Untuk Opick Taufik, kawan baru yang luar biasa.

0 komentar:

Posting Komentar