RSS

Sang Batu dan Sang Pisau



Ini mungkin tentang kisah persahabatan, namun saya pun belum bisa memastikannya. Al-kisah, sang Batu dan sang Pisau sudah lama saling mengenal. Namun, sama sekali tak terukur kedekatan diantara mereka. Waktu pun berlalu bertahun-tahun lamanya, namun sang Batu dan sang Pisau masih seperti dulu. Datang dan pergi hanya saling menyapa dan tak ada kedekat diantara keduanya.

Sesungguhnya, Sang Batu sangat iri dengan buah-buahan, sayuran, daging dan segala macam hal yang bisa dengan mudah bergaul ramah dengan sang Pisau. Terkadang ia merutuki nasibnya kenapa harus menjadi Batu, kenapa ia berbeda dari yang lainnya.

Begitupun dengan sang Pisau ia sama sekali tak pernah sekalipun bisa menyentuh sang Batu. Ia takut kedekatannya dengan sang Batu justru akan menyakitinya. Ia hanya bisa memperhatikan sang Batu dari jauh, dan terus bertanya pada hatinya kenapa dia berbeda.

Waktu pun berlalu, sang Batu dan sang Pisau pun masih seperti dulu. Padahal kenapa tidak masing-masing diri mencoba untuk berkorban. Kita mungkin tidak pernah tahu, bisa saja sang Batu malah berfungsi sebagai asahan yang akan menajamkan sang pisau. Tapi, dalam kisah ini, Batu tak ingin kalau si Pisau tumpul karena dirinya. Begitupun si Pisau yang tak ingin menyakiti sang Batu dengan sayatannya. Mereka berdua hanya berkorban dari sudut pandang masing-masing. Sang Batu tak ingin menyakiti sang Pisau, begitupun sebaliknya.

Sesungguhnya dalam sebuah hubungan, kita tidak bisa berkorban hanya satu pihak saja. Kita harus bisa saling mengorbankan apa yang kita miliki. Dalam satu hubungan kita harus bergandengan untuk mengatasi masalah yang menghadang. Tidak dengan cara mengorbankan salah satunya. Ketika keperihan itu dirasakan kita harus menanggungnya bersama, begitu pun saat bahagia kita harus merasakannya bersama. Kita harus berani bergandengan untuk mengambil resiko bersama.


*catatan kecil ini dipersembahakan untuk sahabat saya tercinta,

0 komentar:

Posting Komentar