RSS

File lama MP4 Part 2


Sohee barusaja meneleponku lagi. Gila! Wanita itu benar-benar tidak megerti bahasa manusia, pikirku. Sudah ketiga kali ia mengajaku berkencan dari pagi hari sampai siang ini. Padahal kami baru bertemu kemarin malam, dia adalah personil girls band anyar di manajemenku. Mhm,, bisa jadi dia penasaran dengan desas desus tentangku yang katanya penyuka sesama jenis atau mungkin dia terobsesi berkencan dengan laki-laki yang cantik sepertiku. Dasar maniak! Apalagi yang dipikirkannya selain berpetualang, aku sudah bisa menebak isi kepalanya. Walau bagaimana pun aku sangat berpengalaman dengan wanita-wanita seperti itu. Jujur aku sudah bosan dengan petualangan, kisah cintaku yang masih ku kenang dan kuhargai sampai saat ini adalah sewaktu aku SMA. Walaupun gadis yang kusayang itu meninggalkanku gara-gara aku tidak memiliki masa depan. Setelah aku terkenal, sulit bagiku memahami kembali arti cinta. Semuanya tampak abu-abu, dan aku pun berusaha menikmati keabuanku dan memanfaatkan peluangku jika aku mau.

Kumatikan telepon genggamku. Kuhela nafas panjang setelah memaki Sohee. Aku memang terkenal galak dan jahat dimata orang. Bila aku tak suka tanpa segan aku akan memaki sipapun, apa peduliku. Bahkan beberapa tahun lalu aku sempat menampar rekan artis satu manajemenku. Salah sendiri, si rubah itu berani mengusikku. Akan tetapi, walau aku dicap jahat dan galak aku termasuk orang yang akan memberikan segala yang kupunya bila seseorang berbuat baik padaku. Semua rekanku tahu akan hal itu, dan itu cukup buatku.

Sore yang hangat pun tiba, perlahan kutinggalkan parkiran mobil apartemen. Kukenakan topi, kacamata hitam, syal dan tentu saja masker. Aku tak ingin, kunjunganku ke taman yang bersejarah itu diganggu dengan ulah fans. Angin lembut yang menerpa wajah dan suasana sore yang indah menggoda diriku untuk sedikit bersenandung membersamai perjalananku. Micky celingak-celinguk memperhatikanku, dasar kucing.

Akh.. ini dia, tamannya nampak sangat sepi. Lucky today pikirku. Kubuka maskerku, agar aku bisa bernafas dengan lega. Sebungkus snack dan sekaleng coke ditanganku. Micky, kugendong dalam lenganku yang satu lagi. Micky adalah seekor kucing yang diberikan oleh seorang fans untukku. Berpisah lama dengannya membuatku sangat rindu dan ingin terus selalu bersamanya.

Matahari masih memancar tapi kini terasa lebih lembut dan sendu. Pancaran sinarnya masih bisa dinikmati sedikit lebih lama di musim ini. Ughh… kursi itu ternyata ada yang menempati. Sedikit kecewa, tapi aku tak beranjak sedikit pun dari tempat ku berdiri. Hanya sekitar empat meter jarakku dari kursi yang berada di tepi taman dan agak sedikit tersembunyi itu.

Dia tampak unik dengan pakaiannya, dan seorang wanita yang kelihatan sopan sekali. Terbayang sohee dan berpuluh wanita yang pernah kukencani. Sangat kontradiksi, gadis dengan penampilan privat, tidak seorang pun dapat melihat bentuk tubuhnya, satu lagi gadis dengan tampilan yang sangat terbuka dan sangat bisa dinikmati semua orang. Dia tampak tidak memiliki apa yang dimiliki sohee dan wanita-wanita yang ku kenal lainnya. Wait, mungkin juga ia punya itu, tapi jelas tak terlihat olehku. Dia punya sesuatu yang lain.

Ditengah keasyikannya membaca, tiba-tiba saja dia menoleh ke arahku. Suara micky yang mengeong, tentunya. Sepersekian detik dia bengong menatapku, aku pun masih berdiri mematung terpaku.

TBC

0 komentar:

Posting Komentar