RSS

File lama MP4 Part 4


Hampir, empat jam mataku memaku di depan layar computer. Aku mencari tahu tentang Indonesia, dan terutama islam, sebuah agama yang banyak dianut penduduk aslinya, termasuk Nisa. Karena inilah jalan satu-satunya agar aku dapat bertemu kembali dengan Nisa, dengan nama itu dia ingin kupanggil. Dia begitu bersemangat ketika menjelaskan tentang agamanya, dia tahu bahwa aku seorang atheis. mungkin. Semangat yang kutangkap dari binar matanya sama persis dengan semangat yang kutangkap di mata Jeremy, yang selalu membujukku mempercayai Jesus. Meski sudah berpuluhan kali kuucapkan, I am atheis and I am not cristiant. Dilain kesempatan pasti Jeremy akan membahasnya lagi. Sama sekali aku tak akan pernah marah pada Jeremy, kesel mungkin.

Indah. Itu kesan yang kutangkap dari artikel tentang islam. Begitu murni dan manusiawi. Semuanya nampak sempurna. Sudut hatiku mulai bergetar. Seolah ada sesuatu yang mengusik nuraniku. Berdesir lirih seperti tadi sore saat aku melihat Nisa. Tidak sampai disitu saja, ada sebuah artikel yang sangat menarik pikirku. “Jesus Crist was a muslim”. Kenapa mereka mengklaim tuhannya Jeremy itu muslim? akan sangat menjadi topik menarik di pertemun berikutnya bersama Nisa.

Kusentuh pizza yang sejak tadi tergeletak begitu saja. Belum sampai ke mulut, tiba-tiba Jeremy muncul dibelakangku. “Hyung aku rindu padamu!” ucapnya sambil mengambil posisi duduk disampingku. Kusumpalkan Pizza dimulutnya. Milikku adalah milik Jeremy, begitu pun sebaliknya. Termasuk apartemenku ini, hanya dia yang bisa masuk seenaknya seperti itu.

Bukannya, baru kemarin kita bertemu? Dasar kau ini. Tapi hyung, kenapa tadi siang saat kuhubungi ponselmu mati, dia langsung mengambil ponselku yang tergeletak diatas meja. Tadi siang ada nenek sihir yang meneleponku. Suaraku tersedak-sedak, karena mulutku dipenuhi potongan Pizza.

Wow… who is Nisa? Dia ada di daftar panggilan kedua setelahku! Your…? Jeremy menatapku penasaran. Sambil mengacungkan ponselku. “Anio, aku baru bertemu dengannya tadi sore”. Dia dari Indonesia dan sangat menarik. “really!” sambil tersenyum tipis alis Jeremy pun ikut terangkat. Seolah dia bisa membaca isi kepalaku.

Indonesia, menurutmu? Kucoba mengalihkan pembicaraan. Setahuku, mirip dengan Malaysia. Tiga tahun yang lalu sebelum Hyung wamil kita konser disana-kan!. “ne”. maksudku apalagi yang kau tahu tentang Indonesia, aku tahu kau lebih pintar dariku! Dengan senyum khasnya yang berbau salah tingkah Jeremy mulai bersuara, menceritakan tentang Indonesia yang dia ketahui.

Masih To Be Continue...

0 komentar:

Posting Komentar