RSS

File lama MP4 Part 3


Annyeyong haseyo!! Dia menyapaku ramah sambil melemparkan senyumnya. Wajahnya bersih coklat terang. Berkacamata, tapi dapat jelas kulihat bulu mata dan alisnya hitam pekat, matanya juga. Eksotis! Tutup kepalanya bunga-bunga lili putih yang sangat kusuka diatas warna ungu. Mengenakan pakaian yang mungkin mirip gaun pikirku, bernuansa ungu pula, tapi memakai sweater. Walau terkesan aneh dimataku dia tetap kelihatan sangat manis.

Aku hanya bisa menganggukkan kepala, menanggapi sapaannya. Tak kusangka dia akan menoleh kearahku. Micky yang kugendong tiba-tiba saja melompat kearahnya. Sangat sigap dia pun menggendongnya, Mimi’ dia tahu panggilan sayangku pada micky. Tak seperti biasanya, micky adalah kucing yang sangat pemilih bila digendong oleh selainku. Tapi dengan gadis itu, micky tergeletak manja dipangkuannya. Setelah aku dapat menguasai diriku, ku coba duduk disampingnya. Aha.. kau pasti mengenalku! Sangat bangga kuulurkan tanganku.

Dia terdiam. Senyum samar menghiasi wajah uniknya yang eksotis. Uluran tanganku diabaikannya. Sebagai gantinya dia merapatkan kedua tangannya di dada. Aku melongo. “Bingung ya?” ini adalah gaya salamanku,” jelasnya. Tentu saja aku mengenalmu.
“ooh….” Aku merasa sangat merasa bodoh dengan ekspresiku. Beberapa detik aku terdiam. Tak tahu harus berkomentar apa.

“Jonen Nisa imnida.”
“Eh, oh.. Mannaso bangabsemnida,” hanya itu yang bisa keluar dari mulutku. Huh… sangat formal sekali. Kulihat, sambil mengulum senyum dia asyik kembali dengan buku bacaannya yang dia pegang dengan tangan kanan. Sementara itu, Micky nampak terkantuk-kantuk dipangkuannya, tangan kirinya mengelus bulu micky yang hitam legam. Coke dan Snack yang kubawa masih tergeletak diantara kami. Bosen juga aku hanya duduk tanpa melakukan apapun, mencari topic pikirku.

“Apakah kau tergabung di fans klub boysband kami..?” dia terdiam. “Atau mungkin kau sangat terobsesi padaku?” dia masih terdiam. “lantas kenapa kau sampai tahu nama kucingku segala,,? Aku memberondongnya dengan pertanyaan.

“Anio,”. Gubrakk, rasanya aku terjatuh dari sebuah ketinggian dan tak tersisa. Beberapa detik kemudian. “Tapi, aku sangat suka dengan lagu-lagu kalian. Sejak SMA aku mendengar semua hal tentang kalian. Dan aku tidak punya alasan khusus kenapa aku suka Kim Hebum, because you are you,” ungkapnya dalam nada riang. Lega aku mendengarnya, dan tak menyangka kalau dia bisa mengatakan hal itu. Kelihatannya dia lumayan ramah dan menyenangkan. Responnya, membuatku semakin mudah menguasai diriku lagi. Namun yang tak habis dalam pikirku, kalau toh dia memang menyukaiku. Kenapa dia memperlihatkan ekspesi yang biasa saja. Malah dia lebih ramah dengan Micky-ku dibanding denganku.

Satu setengah jam bersamanya, serasa begitu cepat. Paduan kepolosan dan kecerdasan begitu menarik. Mungkin bukan polos, tapi suci, tulus, bersih. Aku sampai lupa dengan tujuanku ke taman ini. Namun, matahari yang tak bisa kuajak kompromi untuk sedikit saja lebih lama menyinari langit seoul, membuatnya berpamitan padaku. Padahal, apa salahnya kalau bersama sejenak menikmati suasana lampu malam taman, pikirku.

Apa daya, dia bersikeras berpamit pulang. akhirnya ku keluarkan jurus yang lain. Kutawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Sempat berpikir cukup lama, namun akhirnya dia menganggukkan kepalanya. Selama di dalam mobil ia tak bicara sedikit pun. Pandangannya lurus, mungkin dia takut aku berbuat sesuatu padanya. Segera kutepis pikiran itu.

Akhirnya mobilku berhenti, di depan sebuah blok apartemen. Tanpa basa basi lagi dia turun.” Kamsahamida!”. “annyeyong hegaseyo”. Aku hanya tersenyum dan segera kujalankan mobilku. Kulirik spionku, akh gadis itu langsung berbalik tanpa menolehku. Tapi hal lain yang lebih penting telah kudapatkan adalah nomor ponselnya, kukerlingkan mataku pada micky yang menatapku seolah ingin tahu apa yang kupikirkan.

TBC

0 komentar:

Posting Komentar