RSS

angka 22


Mengingatkan saya, bahwasannya jatah usia telah terus berkurang. Banyak hal yang harus terus diperbaiki. Banyak hal yang harus ditafakuri. Banyak hal yang harus ditambah dan dikurangi. Kesemuanya itu demi menggapai tujuan hidup yang telah jelas terpatri di dalam hati.

Tiba-tiba saya ingat Obrolan di Black Romantic, sekitar 2 minggu yang lalu. Mereka bilang “Aku ngak bakalan lupa sama bunda, soalnya tak ada orang sejaim, sesinis dan sekejam bunda” kata Neng Yanti, dan Icha pun mengaminkan. Mhm, separah itukah diriku??? Dalam hal apa mereka memandang semua itu, Yang jelas merekalah orang-orang terdekatku setelah keluarga. Sehingga apapun yang mereka katakan, itulah diriku apa adanya.

Dan tepat di tanggal 4 Oktober 2010 jam 10 lewat, aku tahu separah itulah aku. Tragedi Bis menuju Bandung itu telah menunjukan, betapa uang bagiku bukan masalah. Tapi harga diri dan prinsip yang membuatku tak mau mengalah. Aku lebih memilih uang tiketku melayang, dari pada harus pindah ke bis yang non AC.

Bukannya saya ngak bisa naik yang non AC, tapi masalahnya di ticket dan harganya emang harus bis AC. Seenaknya saja mereka memindahkannya ke bis yang non AC. Saya lebih memilih bis lain, meskipun harus membeli ulang tiket dan membuat semua orang disana melihatku dengan tatapan aneh dan heran. Separah itulah diriku, mempertahankan idealisme?? Entahlah.

Saya pun jadi teringat, di masa lalu, seseorang pernah memanggilku nenek sihir. Mungkin Dia benar, tapi meskipun saya nenek sihir, saya bukanlah orang yang akan tega meracuni apelnya Cinderella. Saya ngak bakal tega mengutuk Putri Tidur, dan tak akan selicik Ratu Merah untuk meraih kekuasan.

Saya berusaha mempertahankan apa yang benar menurut hati, meskipun nampak bodoh dan totol dimata orang lain. Diri ini memang tak sebaik Ratu Putih, tapi saya tak sejahat Ratu Merah. Hanya saja, mungkin orang lain nampak berbeda ketika melihat diri ini. Saya berusaha menjadi sosok yang apa adanya, meski orang lain berpendapat kebalikannya. Saya akan terus berusaha menjadi orang baik, meski orang lain belum paham dengan apa yang saya maksud.

Jazaakumullah khairan Katsiiran, untuk semua doa-doa yang terucap dan terungkap. Jazaakumullah khairan Katsiiran, untuk semua yang bersabar atas semua sikap yang kurang pantas saya lalukan. Jazaakumullah khairan Katsiiran, untuk semua yang bisa menerima saya apa adanya. Dan saya pun berjanji pada diri, akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.

0 komentar:

Posting Komentar